Merayu Proposal Fiksimu
PHOENICOPTERUS mengintai di atas barrier reef, mengangkasa, tuju danau-danau mendidih benua hitam. Dia meramu kembara di sana, Estados Unidos Mexicanos. Burung-burung liar terdampar pada teduh badai south and west by the Pacific Ocean.

DAX photowork 2018
Waktu mampir di Raffles Place, Clifford Center, 6 August 2015, kuurai sajak: anak panah-anak panah berseliweran. Perang ideology sesungguhnya klasik: siapa pegang media, seakan dia-lah pemenang.

HarbourFront
precinct of Bukit Merah, it was designed by the Japanese architect Toyo
Ito. Its name is derived from the word vivacity
Manusia melawan manusia, pertempuran di gua-gua primitif di rimba raya, adu jotos a'la kota, cyber-battle...
Contoh yang membekas, sederet nama dan symbol: Dak To, Battle of Khe Sanh, Bru Montagnard Villages, Operation Pegasus, adalah sejumlah memory pahit…

Amsterdam
is the Netherlands’ capital, known for its artistic heritage, elaborate
canal system and narrow houses with gabled facades, legacies of the
city’s 17th-century Golden Age. Its Museum District houses the Van Gogh
Museum, works by Rembrandt and Vermeer at the Rijksmuseum, and modern
art at the Stedelijk. Cycling is key to the city’s character, and there
are numerous bike paths.
Benang-merah-nya akan
sangat bisa dirangkai hari ini ketika kemiskinan diproposalkan
berbanding terbalik dengan sumberdaya yang diangkut keluar dari
wilayah-wilayah jajahan yang di atas kertas berteriak merdeka padahal real terpenjara.

DAX photowork 2018
Sebuah nama, disimpan beribu ketika:

Berlayar melintas
samudera, merambah sungai-sungai nan jernih, melayang di atas kota di
atas rimba jurang gunung, sederas awan-awan berlari, menyebar berganti
rupa.

DAX photowork 2018
Di benakmu, aku gemar Germany national football team. Kita berdiskusi di ruang chat, tertawa, merayu. Kuingatkan Seemann: laut rumahmu, bintang-bintang di langitmu menanya takdir. Mencari ujung yang tak pernah bersua...
Boleh
jadi kau tak sepakat bila kusebut catatan ini fiksi. Berapa rekaman
kemenangan kau kirim ke gadgetku, kita bersuka, mengirim pelukan, cium
jauh nan mesrah terperangkap di Basel, musim bunga di tepi Moselle.

Biola sayup-sayup dari jendela retak kekaisaran. Jadi latar tembok histories, kisah tutur nelayan menyalakan malam mereka, melempar temali ke laut gelap, memanggang ikan, menuang wine ke cawan, berpesta hingga dawn merah di horizon utara.

Ku-ulang pengembaraan tahun silam: DATANGI Chennai di Tamil Nadu. Singgahi Calcutta di West Benggala,
di mana arsitektur kolonial, mall dingin memukau, industri tekstil dan
goni ada di sana, kontras tajam dengan kekumuhan. Nikmati Mumbai di Maharashtra.

Sudah kau ziarahi New Delhi.
Pusat pemerintahan liberal demokrasi terbesar dunia. Jalan-jalan
dirancang cermat. Pembangunan gedung-gedungnya dimulai sejak 117 tahun
silam. Banyak distrik kau singgahi: Maharashtra,
Manipur, Meghalaya, Mizoram, Nagaland, Orissa, Punjab, Rajasthan,
Sikkim, Tripura, Uttaranchal, Uttar Pradesh, West Bengal.

https://www.tedbaker.com/blog/uk/teds-neighbourhood-new-delhi/
Pengelana bumi, t-shirt, jeans, jacket lusuh, terbombardir subprime mortgage.
2009:
DALAM DIAM || kugumuli mimpi, bekas tapak malam membekas di taman, cahaya memantul di prisma air mata, rindu yang usang, goes to the window, and ask just once more: diammu yang aku cinta.

GW and edwin
Review untuk text lampau: Menanti Janji Kaya di Masa Depan
Gelombang samudera, kapal-kapal menjauh dari dermaga menenun mindset export import, titik api banyaklah di hutan adat yang sudah dipotret sebagai tanah negara.

EMPATHY
berkhayal di depan mesin-mesin lapar, dan di sini, mimpi negara kaya
berderai laksana gelombang, mencumbu pantai, hapus jejak amarah. Di lain
waktu sejarah merekam keberingasan: system menelan sesama, dan
kepura-puraan mengaku peduli padahal tuli. (DLA)
Tawa berpesta gusar adrenaline ragu-ragu, hukum terjual terbeli.
Dengar-dengar pemekaran. Kiat otonomi mogok melebar sayap kuasa. Pilkada para kadal dipelintirkan show debat publik menggelitik ketersinggungan suap bertajuk sumbangan.
Maksiat
menyulap diri nabi berbagai gelar. Sumbu api kompor demokrasi nan
tirani. Secercah asa meletup di puing krisis. Pernah dan berkali-kali
daya beli terpuruk, haus lapar, gizi buruk, dana-dana akan terkucur bagi
kepedihan tak berujung.
Akar penghisapan di masa depan sudah dirancang rel-nya.

Peta kita dibom
investasi. Sejurus ilmu penunda lapar, supaya rakyat tahu bahwa ada
kepastian bagi masa depannya yang akan dijual.
Tali perkara ekonomi dipangkas subsidi pada good governance pesanan.
Kubaca sajakmu, San Antonio Rose: luna, langit malam keemasan, gelombang pelan di pantai berbatu.

Laguna nan luas. Di sana, bercinta sepanjang waktu. (*)
__________
https://www.linkedin.com/pulse/sumbu-api-demokrasi-nan-tirani-daniel-kaligis/
__________
https://www.linkedin.com/pulse/sumbu-api-demokrasi-nan-tirani-daniel-kaligis/
__________


Comments
Post a Comment